MAKALAH
SUPERVISI PENDIDIKAN
“Menjelaskan dan
memahami supervise klinis”
Dosen: Ulil Multazam M.Pd
Oleh:
Hasrullah
&
Yandri Syafi’i
Prodi: Manajemen Pendidikan Islam (MPI)
Jurusan: Tarbiyah
STAI Luqman Al-Hakim Hidayatullah Surabaya
T.A 2014/2015
DAFTAR ISI
Daftarisi.-------------------------------------------------------------------------------------------------- 1
Pendahuluan.--------------------------------------------------------------------------------------------- 2
Pengertian
superviseklnis.----------------------------------------------------------------------------- 3
Komponen
supervise klinis.--------------------------------------------------------------------------- 3
Pengertianklinis.------------------------------------------------------------------------------------------ 4
Pengertian
supervise klinis.--------------------------------------------------------------------------- 5
Sifat Kontekstual Supervisi Klinis.----------------------------------------------------------------- 5
Model-model Pendidikan yang Mempengaruhi Supervisi Klinis.------------------------- 6
Ø
Model supervisi klinis paling awal.------------------------------------------------------- 6
©
Model artistik.----------------------------------------------------------------------------- 7
©
Model pengembangan.------------------------------------------------------------------ 7
©
Model teknik.------------------------------------------------------------------------------ 7
©
Model refleksi.----------------------------------------------------------------------------- 8
Kesimpulan.----------------------------------------------------------------------------------------------- 9
Datarpustaka.-------------------------------------------------------------------------------------------- 10
PENDAHUAN
Supervisiklinisadalahbentuksupervisi
yang difokuskanpadapeningkatanmengajardenganmelaluisiklus yang sistematik,
dalamperencanaan, pengamatansertaanalisis yang
intensifdancermattentangpenampilanmengajar yang nyata,
sertabertujuanmengadakanperubahandengancara yang rasional.
Komponen
yang mendukung supervise klinisantara lain ialah pengalaman nyata atau otentik.
Supervisi yang terjadi di alam nyata di
lapangan dalam hal ini seperti di sekolah-sekolah atau dimana saja tempat siswa
belajar atau tempat guru mengajar.
Dalam
supervise jugaadamomel-model yang harusdimilikioleh supervise diantara
model-model tersebutialah, model artistik, model
pengembangan, model teknik, model refleksi.
A.
Pengertian Supervisi klinis
Supervisi adalah kegiatan membimbing
dan membina guru dalam meningkatkan profesinya, terutama dalam proses
pembelajaran. Sedangkan klinis adalah menganalis kondisi psikologi seseorang,
merefleksi pengalaman, dan menganalisis situasi daerah.
Untuk dapat menemukan pengertian
supervisi klinis, secara berturut-turut akan kita bahas sebagai berikut :
1)
Komponen supervisi klinis
2)
Pengertian klinis
3)
Pengertian supervise klinis, dan
4)
Sifat kontesktual supervisi klinis.
1.
Komponen supervisi klinis
Komponen-komponen yang mendukung
supervisi klinis diantaranya :
a) Pengalaman nyata atau otentik. Supervisi yang terjadi di alam nyata di lapangan dalam hal ini
seperti di sekolah-sekolah atau dimana saja tempat siswa belajar atau tempat
guru mengajar.
b) Karena supervisi di lakukan di tempat yang nyata , berarti guru
yang di supervisi juga melakukan
tugasnya di tempat seperti ini maka kegiatan, tugas, yang dihadapi guru juga
bersifat nyata.
c) Supervisor juga tidak cukup hanya melihat atau mengamati secara
sepintas keadaan guru. Supervisor dapat membayangkan kualitas guru,
kepribadiannya, wataknya, dan bakatnya serta bagaiman ia membimbing siswa
belajar dalam proses pembelajaran.
d) Ada unsur diskusi antara
guru dengan supervisor tentang hasil-hasil supervise maupun sebelum mengadakan
supervisi sebagai perencanaan yang dilakuka oleh guru dibawah binaan
supervisor.
e) Kedua diskusi di atas merupakan umpan balik bagi guru untuk
meningkatkan kinerjanya.
2.
Pengertian Klinis
Untuk menemukan pengertian dapat di
periksa komponen dan disetiap komponen maka kita akan menemukan aspek klinisnya
seperti:
a)
Pengalaman nyata di lapangan adalah
beragam, untuk dapat menangani objek-objek yang beragam itu perlu dianalisis
terlebih dahulu sebelum melakukan pendekatan dan metode yang akan dipakai agar
pekerjaan itu berhasil. Dengan cara ini keiatan-kegiatan nyata yang akan
dilakukan guru dalam proses pembelajaran bisa tepat dengan suasana yang
dihadapi.
b)
Pengamatan yang dilakukan oleh
supervisor terhadap guru yang akan di supervisi harus mendalam untuk menemukan
karakteristik guru. Ini berarti supervisor menganalisis kondisi guru, ia
melakukan pekerjaan klinis tentang sifat, pribadi, watak, dan suasana hati
guru.
c)
Ketika guru diberi kesempatam atau
dapat kesempatan mengeksplorasikan diri, atau menilai diri sendiri atau
merefleksi apa yang telah ia lakukan, juga terjadi berpikir anlisis.
d)
Dalam proses mengevaluasi diri
sendiri dan atau bersama-sama dengan supervisor, bila ternyata diketemukan
hal-hal yang sulit diselesaikan alam proses pembelajaran maka dibuat alternatif-altenatif
penyelesaian baru.Dari uraian tersebut tampak sebagian besar indikator
supervisi klinis itu mengandung unsur
analisisi atau klinis. Agar menjadi jelas, berikut diuaraikan beda
natara menilai dan hasil penilaian terhadap objek yang diobservasi bisa dengan
menganlisis dan hasilnya yang dikategorikan klinis.
e)
Pada pengamatan atau observasi
biasa, supervisor pada umumnya melihat apa saja yang dikatakan, yang dilakukan,
dan gaya mengajar guru. Dan kita menemukan cara kinerja guru dan menemukan
kualitas guru yang bersangkutan.
f)
Pada pengamatan yang bersifat atau
mengarah klinis, supervisor memakai observasi adalah dengan melihat,
mendengarkan, meraba, dan membau, manakala ada objek dalam proses pembelajaran yang dapat diraba
dan dibau. Jadi, pengamatan disini dapt menghasilkan dat yang mendetail atau
mendalam. Dengan cra ini penybab kesalahn guru akan ditemukan, untuk kemudian
diupayakan mengatasinya.
Melihat perbedaan antara pengamatan
biasa dengan pengamatan yang bersifat klinis, dapat dibayangkan beda besarnya
perhatian, pikiran, dan waktu yang dibutuhkan pada kedua macam kebutuhan
tersebut. Pengamatan pertama menghabiskan energy lebih jauh sedikit
dibandingkan dengan pemakaian energy pada pengamatan kedua. Kalu pengamtan
kedua ini dipakai oleh supervisor untuk
mensupervisi semua guru maka maka supervisor akan kepayahan.
itulah pengamatan kedua ini yang bersifat klinis hanya dipakai untuk
mensupervisi guru guru yang benar-benar membutuhkan nalisisi yang bersifat ,
yaitu guru-guru yang kinerjanya masih lemah. Sedangan guru-guru yang lain itu
cukup disupervisi dengan teknis yang nonklinis.
3.
Pengertian Supervisi Klinis
Supervisi klinis adalah bentuk
supervisi yang difokuskan pada peningkatan mengajar dengan melalui siklus yang
sistematik, dalam perencanaan, pengamatan serta analisis yang intensif dan
cermat tentang penampilan mengajar yang nyata, serta bertujuan mengadakan
perubahan dengan cara yang rasional.
Maksud supervisi klinis hanya untuk menolong
guru-guru agar mengerti inovasi dan mengubah performa mereka agar cocok dengan
inovasi itu.
Suatu supervise dikatakan klinis jika mengandung
indicator-indikator seperti berikut:
1.
Pengamatan awal yang mendalam
tentang diri guru yang akan dispervisi
2.
Observasi mendalam pada waktu proses
supervise.
3.
Diskusi balikan yang mendalam.
4.
Dalam diskusi ini guru merflleksi
diri.
5.
Hasil diskusi memunginkan pembuatan
altenatif-alternatif atau hipotesisi pemecahan yang baru.
6.
Perbaikan kelemahan guru dilakukan
satu per satu bersifat berkelnjutan.
7.
Hanya untuk guru-guru yang sangat
lemah.
4.
Sifat Kontekstual Supervisi Klinis
Sama halnya dengan tehnik-tehnik
supervisi yang lain, teknik supervisi klinis inipun memiliki sifat kontekstual. Kalau
supervisi lain memiliki sifat kontekstual pada keragaman siswa-siswa yang
diajar, keragaman daerah tempat sekolah berada, dan keragaman mata pelajaran
yang diajarkan maka supervisi klinis terutama menkankan keragaman guru yang
disupervisi. Satu per satu keragaman ini akan diceritakan sebagai berikut:
a.
Keragaman siswa yang diajar.
b.
Keragaman kondisi daerah bisa
dilihat pada daerah pertanian yang berbeda dengan daerah kelautan atau
pesisir,berbeda dengan daerah industri, daerah pariwisata, daerah perdagangan,
dan sebagainya.
c.
Sifat pelajaran mesti tidak sama
satu dengan yang lainnya. Mata pelajaran olahraga sangat berbeda dengan mata
pelajran matematika, berbeda dengan palajran kesenian, berbeda pula dengan
kewarganegaraan, dan sebagainya.
d.
Mengamati dan menilai guru yang
disupervisi, terutama sangat mendalam pada sopervisi
B. Model-model Pendidikan yang Mempengaruhi Supervisi Klinis
Setelah kita
membahas mengenai pengertian supervisi klinis, maka kita lanjutkan dengan
membahas mengenai model-model pendidikann yang mempengaruhi Supervisi Klinis.
Dalam hal ini ada lima model dari pendidikan yang mempengaruhi supervisi klinis
diantaranya : Model supervisi klinis paling awal, Model artistik, Model
pengembangan, Model teknik dan Model refleksi. Model supervisi klinis
pertamakali disebutkan terjadi antara akhir tahun 1950-an dan awal 1960-an.
Yang menceritakantentang langkah-langkah supervisi dimulai dengan perencanaan
pengajaran, lalu pengajaran dilaksanakan, diobservasi oleh supervisor, kemudian
hasil supervisi didiskusikan lagi, dan terakhir dilakukan refleksi tentang
kegiatan baik oleh supervisor maupun guru. Ke-lima model tersebut yaitu:
a.
Model supervisi klinis awal
Model ini
memakai proses lima langkah, diantaranya :
a.
Mendiskusikan hasil Praobservasi. Yang mana dimulai dengan calon
guru mengemukakan suatu kegiatan mengajar atau proses pembelajaran yang diberikan dikelas, kemudian didiskusikan
dengan supervisor.
b.
Supervisi mengobservasi. Perilaku calon guru yang sedang mengajar diamati secara seksama
oleh Supervisor kemudian mencatat hasil-hasil pengamatannya.
c.
Strategi dianalisis. Supervisor menganalisis strategi yang
digunakan calon guru dalam proses pembelajaran.
d.
Diskusi tentang hasil supervisi. Supervisor dan calon guru,
keduanya mendiskusikan hasil pembelajaran dan hasil penilaiannya diberikan
kepada calon guru agar calon mengembangkan lebih variatif gaya pengajarannya.
e.
Analisis setelah berdiskusi atau merefleksi. Yakni supervisor
merefleksi caranya mengajar sehingga calon dapat memperbaiki penampilan mereka
masing-masing dimasa mendatang.
b.
Model artistik
Didalam model
artistik ini, supervisor mengangkat model supervisi yang bersifat holistik atau
menyeluruh pada diri calon guru atau guru yang sedang berlatih. Nah, untuk
mendapatkan hal yang menyeluruh supervisor berupaya menghayati pribadi guru
secara mendetail termasuk hal-hal yang tersembunyi atau rahasia di balik
penampilan calon guru, kemudian diakhiri dengan memberikan bantuandan
saran-saran yanglebih tepat dan efektif untuk meningkatkan profesi guru.
c.
Model pengembangan
Model
pengembangan adalah model atau supervisi yang berusaha membuat guru dapat
bekerja mandiri, maksudnya tidak perlu banyak minta bantuan kepada orang lain.
Mula-mula supervisor memberi petunjuk-petunjuk tentang cara-cara mengajar yang
benar serta memberikan dorongan semangat untukmaju. Kemudian diarahkan untuk
dapat berdiri sendiri dalam mengajar baik dalam perencanaan, pelaksanaan,
kreativitas, maupun dalam evaluasi. Serta memilih bahan pelajaran yang relevan,
melaksanakan proses pembelajaran dan diakhiri dengan penilaian supervisor
tentang perkembangan yang terjadi pada calon guru
d.
Model teknik
Model supervisi
teknik memberikan pengaruh yang hampir sama dengan model supervisi paling awal
terhadap perkembangan supervisi klinis sekarang. Model teknik ini, dimulai
dengan diskusi rencana pembelajaran antara supersivor dan calon guru, lalu
supervisor mengobservasi kinerja guru secara teliti, dan diakhiri dengan
diskusi umpanbalik. Namun teknik ini mencanangkan target perilaku perilaku guru
yang harus dicapai. Apabila target belum tercapai maka diadakan modifikasi
tertentu dan didiskusikan bersama. Untuk menemukan kemungkinan modifikasi dalam
kesempatan berikutnya, dengan tujuan akhir hingga target perilaku tercapai.
e.
Model refleksi
Model supervisi
refleksi memberikan kontribusi evaluasi dri oleh guru terhadap perkembangan
supervisi klinis. Setelah proses pembelajaran selesai, guru diminta untuk
menilai dirinya sendiri dalam membina siswa belajar dalam segala kegiatan yang
dilakukan. Supervisor bertugas mambantu guru dalam proses evaluasi diri dengan
cara memberipertanyaan pancingan dan pada akhirnya guru mengetahui perilakunya
yang sudah dipandang benar dan mana yang belum.
Setelah kita
mengetahuai ke-lima model pendidikan yang mempengaruhi supervisi klinis, dapat
kita pahami betapa penting pengalaman dilapangan itu dijadikan ajang
pengembangan profesi, pengalaman dilapanagn merupakan suatu tempat yang riil
dan otentik. Dari tempat yang otentik akan menemukan kenyataan lapangan dengan masalah-masalah
yang otentik pula. Kemudian calon guru atau guru berlatih meningkatkan
profesinya akan melakukan kegiatan yang otentik, lebih-lebih pengalaman seperti
itu dipantau, dan diperiksa oleh supervisor, yang kemudian akan memberikan
implikasi yang positif.
Kesimpulan
Dapatkitasimpulakanbahwa
supervise adalah kegiatan membimbing dan membina
guru dalam meningkatkan profesinya, terutama dalam proses pembelajaran.
Sedangkan klinis adalah menganalis kondisi psikologi seseorang, merefleksi pengalaman,
dan menganalisis situasi daerah.
Dalamsuparvisimemiliki
model-model yang harusdimilikioleh supervisetersebutadalah, model
artistik, model
pengembangan, model teknik, model refleksi.
DAFTAR PUSTAKA
Referensi:
Pidarta, Made.
2011. Supervisi Pendidikan Kontekstual, Surabaya: Rineka Cipta.
UPI, 2009. Manajement Pendidikan, Bandung: Alfabeta.
[2]UPI, ManajementPendidikan, Bandung
:Alfabeta. Hal. 323
[3]Made pidarta,Supervisi
Pendidikan Kontekstual, Surabaya : Rineka Cipta. Hal 111-112
- Google Buzz
- Orkut
- Stumbleupon
- Delicious
- Bitacoras
1 komentar:
Hard Rock Hotel & Casino - MapyRO
Find 상주 출장안마 your way around the 전라북도 출장샵 casino, find where 부산광역 출장안마 everything is 태백 출장마사지 located with MapyRO's community. 청주 출장샵 777 Casino Way, Las Vegas, NV 89109.
Posting Komentar